Kamis, 09 Februari 2017

Coretan ngawur | ti asep ku asep keur asep

Beberapa waktu silam, lahirlah organisasi kemasyarakatan berbasis nama. Asep, menjadi pemersatu gerakan ini. Tak ayal, kini ribuan asep telah tergabung dalam wadah organisasi Asep.

Tersebutlah dua organisasi asep terbesar di dunia. Namun sayang, sejauh yang penulis (yang juga bernama Asep) ketahui. Dampak signifikan dari perkumpulan ini terhadap Asep sendiri belum terlalu signifikan.

Kenapa penulis bisa menyimpulkan demikian?

Latar belakang penulis (yang tidak tergabung dengan organisasi asep manapun) menginginkan hadirnya organisasi-organisasi tersebut membawa manfaat bagi semua. Khususnya asep. Kenapa demikian? Karena ini organisasi asep. Alangkah lucunya jika para asep bergabung, menghimpun dana, melakukan bakti sosial, namun ternyata ada asep yang memerlukan uluran tangan dari saudaranya (sesama asep) malah tidak terperhatikan.

Namun penulis pun tidak menghakimi dalam hal ini. Karena penulis pun sadar bahwa kami tidak terlibat langsung dalam organisasi. Hingga kamipun tidak mengetahui secara pastinya.

Harapan kami, tulisan ngawur dan tak jelas ini menjadi sebuah masukan. Bahwa di luar sana masih banyak asep yang perlu bantuan.

Terkait harapan penulis di atas, sepertinya kita haruslah memiliki moto baru "Ti asep, ku Asep, Keur Asep Jeung Balarea". Agar tak ada lagi Asep yang yatim menangis karena tak bisa sekolah. Atau ada asep yang jadi penjahat karena desakan ekonomi. Semoga saja.

posted from Bloggeroid